Skip to main content

ASPIRASI DALAM SEBUAH SYSTEM DEMOKRASI


Ada pemahaman Kaum Awam yang menyatakan bahwa demokrasi dibuat untuk mendapatkan sebuah harapan baru yang berdasarkan kerakyatan, artinya perwujudan dari demokrasi adalah untuk rakyat.

Ada juga pemahaman Kaum Elite, katakanlah penguasa yang sering mendengungkan demokrasi dan nilainya adalah untuk sebuah kekuasaan yang mana rakyat hanya sebagai objek dalam praktek demokrasi, rakyat dijadikan symbol untuk perwujudan ambisi sebuah jabatan dan kekuasaan.

Dan ada pemahaman Kaum Intelek (Mahasiswa) yang menyatakan bahwa demokrasi adalah sebuah proses pembelajaran bagi seluruh lapisan masyarakat secara keseluruhan rakyat untuk mencapai cita-cita bersama karena demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam hal ini, kecenderungan mana yang dipakai sebuah system demokrasi untuk mewujudkan bahwa awal, proses serta akhir dari demokrasi adalah rakyat.
Ketika rakyat mempunyai aspirasi karena disampaikan?
Sejauh mana penyampaiannya?

Ini akan tetap selalu menjadi pertanyaan besar ketika lembaga yang mengatasnamakan penyalur aspirasi rakyat tidak menggubrisi, bahkan kecenderungan hanya mampu untuk meilihat rakyat yang menyampaikannya.

Ketika rakyat (Kaum Awam) dengan Pemuda dan Mahasiswa mencoba menapakkan barisan untuk penyampaian aspirasi, toh juga tak kunjung diterima oleh pihak yang berkompetensi dengan hal itu.

Nah, apa yang harus dilakukan, system demokrasi apa yang harus diciptakan?
Kaum Intelek yang katanya agen-agen perubahan juga telah terhegemoni dengan ini semua!

Tunduk ditindas atau bangkit melawan
Karena diam adalah pengkhianatan.

TAJAM
Team Justice and Peace Manuver

Comments

Popular posts from this blog

Indonesia Menggugat

"PERGERAKAN tentu lahir. Toh... Diberi hak-hak atau tidak diberi hak-hak; diberi pegangan atau tidak diberi pegangan; diberi penguat atau tidak diberi penguat, --tiap-tiap machluk, tiap-tiap ummat, tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak, pasti achirnja berbangkit, pasti achirnja bangun, pasti achirnja menggerakkan tenaganja, kalau ia sudah terlalu sekali merasakan tjelakanja diri teraniaja oleh suatu daja angkara murka! Djangan lagi manusia, djangan lagi bangsa, --walau tjatjingpun tentu bergerak berkeluget-keluget kalau merasakan sakit!" Dengan berapi-api Soekarno membacakan pembelaannya (pledoi) di depan hakim di Pengadilan Landraad Bandoeng, 76 tahun silam. Soekarno muda mencoba memaparkan ihwal pergerakan yang dipercayainya dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kolonialisme. Pemerintah Hindia Belanda memang sengaja memejahijaukan Soekarno dan tiga kawannya dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI), yaitu Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja dengan berbagai tuduhan. P...

PERLU KOMITMEN POLITIK YANG KUAT UNTUK MEMBANGUN DANAU TOBA

Perlunya membangun komitmen politik yang kuat antara masyarakat, lembaga sawadaya masyarakat terutama pemerintah yang bertanggungjawab atas kondisi Danau Toba saat ini. Demikian disampaikan Dr. R.E Nainggolan dalam pemaparannya dalam acara seminar sehari Pembangunan Danau Toba: Ekonomi, Budaya, Pariwisata dan Lingkungan Kawasan Danau Toba. Hal-hal lain juga yang disampaikan oleh pembicara (narasumber) yang lain, antara lain: Prof. DR. Bungaran Antonius Simanjuntak dan Parlindungan Purba (DPD-RI asal Sumut). Pembangunan infrastruktur, pendidikan masyarakat, motivasi serta pelatihan yang harus terus dibekali kepada masyarakat di kawasan Danau Toba. Danau Toba adalah milik semua, bukan hanya orang Batak di Sumut, bukan hanya milik masyarakat Indonesia, tetapi milik dunia. Maka sangat berpotensi apabila Danau Toba secara makasimal dibangun, karena akan emnghasilkan pendapatan/ penghasilana yang akan mensejahterakan rakyat. Semoga apa yang ditawarkan melalui seminar ini, konsep-konsep...

MY sue

(By: Roy Sinaga) Read out in court in the District Court of Medan (10/06/2009) Panel of Judges is noble, Dear Attorney General, Legal Counsel and Gentlemen, And the spectators who I respect and be proud of, In the Medan District Court trial in this, let me express gratitude for the opportunity and time given to me to convey the expression of feelings and thoughts into unrest and anxiety in my mind that will express through my defense of this Memorandum. Preliminary Panel of Judges is noble, On this day Tuesday, October 6, 2009, had 238 days I went through this ugly reality, which is calculated since I was set and was detained as a suspect by the authorities. Where have I passed 106 days in detention and subsequent Poltabes Medan at the detention class 1 Medan Tanjung Gusta. Day after day I pass by full of questions and reflections that always makes me nervous. I always ask the authorities, ask the people around me, ask the governing law. Fidget with a totally new place for me, anxious ...