Skip to main content

KISAH “KENAIFAN” KAUM TERTINDAS

(tumpak winmark)
Berbicara tentang Indonesia berarti kita berbicara mengenai keseluruhan tentang Indonesia baik itu dari segi letak (geografis), sosial, politik, ekonomi maupun budayanya. Dan keseluruhan komponen itu adalah yang menjadi penyokong keberadaan Negara Republik Indonesia. Yang menjadi bahan pertanyaan ssekarang, Bagaimana kelangsungan seluruh komponen diatas?
Sejauh mana dampaknya bagi kehidupan?
Mungkin bagi masyarakat hal itu sudah menjadi pertanyaan yang retoris. Sebab masyarakat sendiri sudah melihat langsung, merasakan dan bahkan sudah turut berperan serta. Dalam kehidupan yang bernegara ini, hal yang pahit ditonjolkan sudah tidak ada lagi (segi positif) tetapi dalam hal yang negatif banyak hal yang sudah menjamur di indonesia,baik itu KKN, kemelaratan, kekurangan pangan, hidup tidak sehat, bahkan kekriminalan.
Akan tetapi,apa yang menjadi jawaban? Semua itu hanya menjadi kesusahan yang selalu turun temurun untuk memperbanyak kesusahan itu. Indonesia tetap saja tidak bisa bangkit. Indonesia tidak bisa lagi membangkitkan gerak tubuhnya dari keterpurukan yang dalam. Tapi,akan sampai kapan?? Akan sampai kapan Bangsa ini tahan?? Akan sampai kapan negara ini akan dikuasai loeh kaum segelintir orang??
Untuk menelaah lebih jauh maupun secara mendalam bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia sebenarnya,kita langsung memuatnya dalam bentuk kontekstual. Sebagai contoh, kemelaratan dan kemiskinan kini sudah menjadi wabah menular yang menggerogoti kehidupan berbangsa negara ini. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, angka kemelaratn dan kemiskinan kian menunjukkan grafik yang semakin menanjak yang seakan terus bergerak menuju angka tertingginya.
Kini masyarakat menengah ke bawah ekonominya tetap mendapat sandangan gelar MELARAT dan MISKIN, tanpa adanya perubahan. Sebagi bukti nyata mereka yang miskin bukannya tidak kerja, mereka rajin bekerja, tetapi apa, mereka tetap mendapat upah yang tidak cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya. Mekipun dia sudah rajin bekerja . Tetap saja dia mengambil peran dalam kehidupan ini sebagai kaum yang tertindas dan para pengusaha tidak peduli akan hal ini.
Para pengusaha/ pemodal seakan tetap saja acuh terhadap nasib para pekerja. Mereka cuek dan bahkan berusaha berpaling dari kenyataan. Mereka tetap saja menjadi penindas dan terus menindas. Seorang pekerja yang sudah rajin bekerja bahkan sampai lembur, tetap saja gajinya tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarganya. Kenapa begitu, adalah karena begitu derasnya arus ekonomi kapitalis menghujam kehidupan ini. Sungguh keadaan yang sangat disayangkan memang. Tetapi itulah Negeri ini, Negeri Indonesia.
Para pemodal dari hari ke hari seakan terus menumpuk harta maupun royalti dari pundi-pundi uangnya yang ”berdarah” itu. Mereka seakan terus terobsesi mengejar kehidupannya yang bergelimangan harta, tanpa pernah memikirkan nasib para pekerjanya. Tapi kenapa keadaan separah itu bisa sampai bisa terjadi?? Kenapa hal yang sekeji bisa sampai bertahan?? Kenapa Pemerintah memberi ruang gerak kepada mereka?? Kenapa Pemerintah tidak memihak kepada kami Kaum Miskin KAUM TERTINDAS?? Dan hidup kaum miskin tiada hentinya dihantui oleh pertanyaan kenapa,kenapa dan kenapa...
Mengapa dalam kehidupan Indonesia terjadi Kemelaratan dan Kemiskinan?? Semua itu merupakan ulah-ulah dari kaum Kapitalis denagn para Pemerintah, Pemerintah yang tiada hentinya mengadakan konspirasi yang menguntungkan para kaum Kapitalis. Pemerintah selalu saja gamang dalam membuat kebijakan, yang selalu saja menguntungkan para Pemodal (Pengusaha) tanpa pernah memperhatikan nasib Rakyat. Sebagai contoh, betapa bodohnya Pemerintah, PT. Freeport telah menggelapkan Pajak yang seharusnya disetorkan kepada Pemerintah, yang bisa digunakan nantinya oleh Rakyat Miskin. Hal itu terjadi karena adanya konspirasi antar Pemerintah dengan para Pemodal. Dan juga karena keteledoran Pemerintah dalam memberi ruang gerak dan dalam memberikan kebijakan.
Dan akibatnya apa, pencemaran lingkungan mewabah, hak mlik tanah telah dirampas, pajak yang seharusnya dibayarkan, yang bisa digunakan rakyat TOTAL tidak terealisasi. Dan juga telah banyaknya undang-undang menguntungkan para Pemodal yang senatiasa mengusung GLOBALISASI. Dan Pemerintah tiap harinya selalu menggantungkan dirinya terhadap kaum Kapitalis baik itu dalam situasi Politik, Kapitalis telah berhasil menancapkan kukunya dalam pengambilan putusan politik. Pemerintah tidak punya sikap yang tegas terhadap para Pemodal apalagi kebijakn. Tetapi..............itulah Indonesia, ngeri yang TRAGIS dan NGERI !!!!!!!!!!!!!
Pandangan umum masyarakat mengatakan bahwa kenapa masyarakat kenapa miskin adalah karena faktor pendidikannya yang rendah. Tapi perlu dikaji ulang, kenapa bisa Pendidikannya rendah adalah karena keterbatasan dan ketidakmapuan dalam memenuhi Pendidikannya. Kenyataan itu bisa ada,lagi....dan lagi..... jawabannya adalah karena ketidakberpihakannya Pemerintah terhadap kaum miskin. Lagi.. karena Pemerintah memihak kepada kentingan kaum Kapitalis. Jadi tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Pemerintah dan para kaum Kapitalis lah yang bertanggungjawab atas kekacauan yang terjadi di dalam negeri ini, karena jalannya roda perkonomian berada di kendali mereka. Kekacauan yang terjadi di Indonesia ini adalah ulah para Kapitalis dan para kaki Kapitalis (Koprador). Dan pemerintah tidak pernah memihak terhadap Rakyat Miskin, dan bahkan selalu berusaha menindas.
Dan begitu juga dengan Kapitalis yang selalu memikirkan dirinya sendiri tanpa pernah tahu dan mau tahu nasib para masyarakat yang ditindasnya (MISKIN). Tetapi sepertinya nasib untuk selalu bergelut dengan Kemiskinan sudah melekat dalam diri kami,seolah tidak pernah beranjak untuk peralihan ke arah lebih baik. Selalu saja begini dan begini seterusnay nasib KAUM MISKIN. Suatu titik (masa) untuk perubahan baik itu perubahan diri maupun perubahn ekonomi sudah sangat sulit, sudah sangat susah dan bahkan sudah sangat mustahil kalau negara ini tetap saja jalan di tempat seperti sekarang.
Akhirnya kami KAUM MISKIN menjadi KAUM PEMIMPI yang selalu naif dengan harapan-harapan yang selau mengharapkan dan menginginkan perubahan yang dapat mengangakat harkat dan martabat hidup ini dari keterpurukan lubang yang dalam yang dari tahun ke tahun digali agar semakin dalam.
Mungkin bagi kami kaum miskin mengharapkan perubahan yang mendasar. Perubahan yang sangat mementingkan rakyat. Kami mengharapkan perubahan yang global/ menyeluruh terhadap pemerintahan negara ini. Kiaranya negara ini dapat membuat kebijakan yang memihak terhadap kepentingan rakyat miskin. Kiranya Pemerintah tidak lagi Menindas Bangsa ini.
Dan juga bagi kaum Kapitalis dapat mengurungkan niatnya untuk menguntungkan dirinya sendiri. Kiranya para Kapitalis tidak lagi menindas kaum miskin dan mereka beralih untuk mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan mereka yang segelintir.

Comments

Popular posts from this blog

Terpidana Berteriak "MERDEKA"

Merdeka, merdeka, merdeka...! Kata-kata itulah yang diteriakkan oleh salah satu terdakwa pejuang PROTAP, Rijon Manalu sesaat setelah Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan menutup sidang dengan agenda pembacaan putusan hakim, dengan putusan hukuman selama 3 tahun penjara ( Selasa, 15 September 2009 ). Dimana yang bertindak sebagai hakim ketua persidangan kasus aksi damai DPRD SU 3 Februari 2009 adalah Yuferri Rangka dan yang bertindak sebagai JPU, yaitu Sattang Sidabutar, yang sebelumnya telah menuntut terdakwa selama 7 tahun penjara . Kekecewaan sangat tampak dari mimik terdakwa ketika meninggal ruang persidangan menuju ruangan tahanan PN Medan. Dengan teriakan-teriakan yang penuh makna kekecewaan dan ketidakpuasan atas putusan pengadilan tersebut sembari terus berteriak, "hidup rakyat, wujudkan supremasi hukum dengan segera, dimana keadilan di negeri ini, apakah kami bukan bahagian dari Indonesia yang merdeka?, Hak hukum kami telah dikebiri, hidup rakyat, hidup rakyat" Se

Polemik Demokrasi yang Memasyarakat

(By Fernando Situmorang) Ditinjau dari makna kata, Demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno. "Demos" yang berarti Rakyat, dan "Kratos" yang berarti Pemerintahan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Demokrasi adalah Pemerintahan Rakyat. Pemerintahan semacam ini berdaulat sepenuhnya terhadap Rakyat dan untuk kesejahteraan Rakyat. Demokrasi merupakan Bentuk atau Mekanisme Sistem pemerintahan suatu Negara sebagai upaya mewujudkan Kedaulatan Rakyat (Kekuasaan Warga Negara). Kekuasaan Warga Negara adalah Kedaulatan penuh Rakyat (Kedaulatan Berasal Dari, Oleh, dan Untuk Rakyat) Adapun sistem Demokrasi yang dimaksud dan diatur dalam Undang-Undang Republik ini adalah Pemberian Kebebasan dalam Berpendapat baik Lisan maupun Tulisan. (UU No 8 Thn 1998 tentang Kemerdekaan menyatakan pendapat)). Dalam menjalankan proses Pemerintahan yang berdemokrasi terdapat 3 Kekuasaan Politik yang menjadi Pilar Demokrasi yaitu:. 1. Legislatif(DPR dan DPD) 2. Executif (Presiden) 3. Yudikati

SAYA MENGGUGAT

(oleh: Roy Sinaga) Dibacakan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Medan (06/10/09) Majelis Hakim yang mulia, Jaksa Penuntut Umum yang terhormat, Penasehat Hukum yang terhormat, Serta para pengunjung sidang yang saya hormati dan banggakan, Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Medan ini, izinkanlah saya menyampaikan terimakasih atas kesempatan dan waktu yang diberikan pada saya untuk menyampaikan ungkapan perasaan dan pemikiran yang menjadi pergolakan dan kegelisahan dalam batin yang akan saya nyatakan melalui Nota Pembelaan saya ini. Pendahuluan Majelis Hakim yang mulia, Pada hari ini Selasa, 06 Oktober 2009, sudah 238 hari saya menjalani kenyataan buruk ini, yakni dihitung sejak saya ditetapkan dan ditahan sebagai tersangka oleh pihak yang berwajib. Dimana 106 hari sudah saya lewati di rumah tahanan Poltabes Medan dan selanjutnya di rumah tahanan kelas 1 Tanjung Gusta Medan. Hari demi hari saya lewati dengan penuh pertanyaan dan perenungan yang membuat saya selalu gelisah. Saya sel